Jika membahas tentang Special Purpose Vehicle atau SPV pasti belum banyak orang yang tahu. Bahkan dalam mata kuliah hukum sangat jarang dikaji lebih dalam. Jadi, orang Indonesia seperti kurang begitu mengenal tentang topik yang satu ini.

Tapi apa sebenarnya dari SPV ini? apakah begitu penting untuk kehidupan manusia hingga pengaruhnya sangat banyak? Sebenarnya ini sangat berpengaruh pada pelaku bisnis, apalagi yang memiliki perusahaan perseroan.

Jadi, jika Anda pelaku bisnis dalam perekonomian, harus tahu mengenai hal ini dimulai dari pengertian, manfaat Special Purpose Vehicle dan lain sebagainya. Penjelasan lebih lanjut, Adan bisa menyimaknya dalam detail berikut.

Apa Itu Special Purpose Vehicle atau Perusahaan Cangkang

Sebelum beranjak ke pembahasan yang lebih mendalam, tentu kita perlu memahami dahulu apa itu SPV. Terkadang istilah tersebut diganti dengan perusahaan cangkang atau shell corporation.

Banyak sekali pelaku usaha yang membangun perusahaan cangkang. Perusahaan cangkang adalah perusahaan yang dibangun secara resmi untuk menjalankan fungsi tertentu dan mengikuti hukum dengan aktivitas mengatur keuangan atau transaksi investasi.

Secara umum, SPV didirikan untuk mengelola risiko keuangan dengan memisahkan aset tertentu yang dimiliki oleh perusahaan induk. Akan tetapi dalam praktiknya SPV banyak dipakai untuk menyembunyikan dana yang didapatkan melalui tindak pidana.

Banyak sekali tindakan pidana yang berlindung di balik special purpose vehicle. Misalnya saja menghindari pajak, pencucian uang, menyembunyikan hasil korupsi, narkotika dan bisnis ilegal lainnya.

Dalam praktik menghindari pajak, biasanya dilakukan pengalihan laba perusahaan afiliasi di luar negeri kepada shell corporation dalam negeri. Aktivitas tersebut mampu menyembunyikan laba yang dimiliki oleh pihak afiliasi tersebut.

Aktivitas tersebut mampu mengurangi pajak yang wajib dibayarkan pihak afiliasi. Aktivitas semacam ini juga berlaku dalam tindakan ilegal seperti yang sudah disebutkan di atas.

Special purpose vehicle umumnya berupa Perseroan Terbatas (PT). Usaha tersebut dibangun oleh perusahaan induk sebagai pelindung dengan membatasi tanggung jawab sebatas modal yang dipisahkan.

Terkadang perusahaan induk tidak hanya membangun satu buah SPV. Mungkin saja untuk mendirikan belasan sampai puluhan SPV. Sedangkan pendiriannya sangat dilaksanakan di negara dengan tingkat perlindungan identitas pemilik SPV tinggi.

Meskipun sangat memungkinkan terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh SPV, namun sebenarnya usaha tersebut berdampak positif jika dijalankan secara benar. Bahkan bisa membantu perekonomian negara.

Karakteristik Special Purpose Vehicle

Sebagai usaha resmi, Anda dapat mengenali shell corporation dari karakteristik yang dimilikinya. Ada beberapa karakteristik yang begitu mudah diidentifikasi dalam usaha jenis ini.

1. Berupa Badan Hukum

Karakteristik pertama dari special purpose vehicle adalah berbentuk badan hukum yang terdaftar secara resmi dalam otoritas nasional. Kemudian juga patuh terhadap kewajiban pajak dan hukum ekonomi lain.

Akan tetapi, peraturan dan besaran pajak sangat berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara dengan pajak rendah merupakan lokasi favorit untuk mendirikan SPV.

Jadi, apabila muncul pertanyaan apakah perusahaan cangkang legal atau tidak, jawabannya ialah legal. Secara umum jenis usaha ini juga mengikuti aturan yang ditetapkan oleh negara dimana usaha tersebut dibangun.

2. Hak Milik Perusahaan Induk

SPV berada di bawah kendali perusahaan induk. Akan tetapi posisinya berada di luar yurisdiksi badan hukum terkait. Jadi sangat umum ketika sebuah usaha membangun SPV untuk melindungi aset.

3. Tidak Mempunyai Karyawan

Ciri paling umum dari special purpose vehicle ialah tidak mempunyai karyawan. Mungkin ada sebagian yang mempunyai karyawan namun jumlahnya sangat sedikit. Begitu juga dengan kegiatan bisnis dan asetnya sangat sedikit.

4. Aset berupa Investasi

Sebagian besar aset dari SPV diperoleh melalui investasi. Bisa investasi dari negara sendiri maupun luar negeri. Dapat dikatakan bahwa perusahaannya sendiri tidak mempunyai aset.

5. Aktivitas Utama

Aktivitas utama shell corporation ialah membiayai kelompok atau kegiatan holding melalui dana investasi. SPV dapat menyalurkan keuangan dari non residen ke non residen lainnya.

Cara Kerja Special Purpose Vehicle

SPV secara umum didirikan untuk mengisolasi aset, menyebarkan risiko aset atau usaha baru dan melindungi aset dari risiko yang berkaitan dengan perusahaan induk. Sementara strukturnya bisa perseroan terbatas (LLC), perwalian, kemitraan terbatas sampai korporasi.

SPV dijalankan untuk melindungi perusahaan induk dari risiko kerugian finansial terhadap aset tertentu. Contohnya saja bank kerap mengubah kumpulan hipotek menjadi SPV lantas menjualnya untuk investor dengan tujuan memisahkan risiko investasi.

Sangat wajar bagi sebuah perusahaan induk yang mempunyai aset untuk melindunginya dengan menghindari risiko keuangan. Hal ini juga membantu neraca dengan mengisolasi aset dalam special purpose vehicle lantas menjual saham ke investor.

Shell corporation juga umum didirikan untuk melindungi pembiayaan usaha baru tanpa mempengaruhi keuangan perusahaan induk. Sebab akan dikelola secara terpisah tanpa ada campur tangan berlebihan dari pihak induk.

Jadi, pada mulanya perusahaan induk akan mendirikan SPV, lalu  menjual aset yang dalam neraca kepada shell corporation. Lantas akan memperoleh pendanaan dalam rangka menjalankan proyek anak perusahaan.

SPV yang didirikan bisa berbentuk apa saja menyesuaikan keperluan proyek anak perusahaan. Seperti sudah dijelaskan, SPV bisa berupa perseroan terbatas dan lain sebagainya. Jika sudah dibangun maka bisa mendapat dana melalui pembelian aset perusahaan induk.

pembelian tersebut melalui jalan pembiayaan utang dan menemukan investasi. Biasanya yang dibidik oleh investor adalah ekuitas individu. Setelah special purpose vehicle memperoleh aset, maka aset dapat dipakai sebagai jaminan terhadap surat berharga yang diterbitkan.

Sehingga, investor maupun pemberi pinjaman akan mampu melakukan evaluasi perusahaan berdasarkan kualitas agunan. Penilaian tidak didasarkan pada kualitas kredit perusahaan induk. Hal tersebut dapat membuat pembiayaan menjadi lebih rendah.

Kelebihan Pendirian Special Purpose Vehicle

Shell company mempunyai sejumlah kelebihan, sehingga tidak heran jika banyak perusahaan mendirikannya. Terutama grup besar yang mempunyai banyak sumber daya untuk membangun anak perusahaan.

1. Pajak Istimewa

Besaran pajak yang diterapkan oleh setiap negara sangat berbeda. Jika mendirikan shell company di negara bebas pajak, maka akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan induk.

Apabila Anda berminat untuk membangun special purpose vehicle maka perlu observasi lokasi terlebih dahulu. Misal, memilih lokasi geografis yang membebankan pajak rendah atau justru bebas pajak sama sekali.

Pemilihan lokasi pendirian shell company ini begitu penting untuk dipikirkan. Sebab pajak rendah akan membantu memelihara aset perusahaan induk. Salah satu daerah yang biasa dipilih untuk mendirikan usaha jenis ini adalah Kepulauan Cayman.

2. Mengurangi Risiko

Risiko besar yang mengintai aset dapat disebarkan ke banyak investor. Sebab aset yang disimpan dalam SPV akan didanai oleh investasi hutang dan ekuitas. Menyebarkan risiko aset kepada investor akan mampu membatasi risiko untuk perusahaan induk.

3. Mudah dikelola

Special purpose vehicle bukan jenis usaha yang sulit untuk dikelola. Sebenarnya hal ini juga bergantung pada tempat pendirian usaha tersebut. Namun umumnya tidak banyak otoritas pemerintah berperan dalam pengelolaannya.

Apabila dibandingkan dengan perusahaan biasa, shell company jauh lebih mudah untuk dikelola. Kemudian juga tidak memerlukan banyak pegawai untuk mengurus aktivitas perusahaan.

4. Mengisolasi Risiko

Suatu aset berada dalam perusahaan induk, maka akan menyebabkan gangguan ketika terjadi kerugian besar. Untuk menghindari risiko tersebut, aset dapat dialihkan ke SPV. Sehingga meskipun terjadi risiko pada aset tidak akan menyebabkan kerugian pada perusahaan induk.

Kekurangan Pendirian Special Purpose Vehicle

Meskipun mempunyai banyak sekali kelebihan, ini tidak terlepas dari kekurangan. Namun banyak perusahaan mampu mengatasi kekurangan bahkan sampai mendirikan banyak shell company.

1. Transparansi Minim

Cukup banyak shell company menerapkan struktur kompleks. Beberapa usaha tersebut mempunyai banyak lapisan aset yang disekuritisasi. Kompleksitas tersebut menjadikan hambatan tersendiri dalam menganalisis risiko yang mungkin terjadi.

Ketika Anda ingin investasi di shell company, Anda perlu analisis mendalam meskipun sulit menemukan transparansi jelas. Tidak semua usaha tersebut mempunyai kompleksitas tinggi.

2. Regulasi

Belum banyak undang-undang mengatur pendirian maupun pengelolaan special purpose vehicle. Lebih banyak peraturan mengatur perusahaan induk daripada SPV. Sehingga menyebabkan risiko tertentu untuk perusahaan induk itu sendiri juga investor.

3. Risiko Reputasi

Pengelolaan SPV bisa berjalan baik dan lancar. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi hal buruk sehingga akan menyebabkan risiko reputasi terhadap perusahaan induk. Mirip dengan anak perusahaan pada umumnya.

Jika kinerja suatu anak perusahaan masuk dalam kategori buruk, pasti akan berimbas pada nama baik perusahaan induk atau grup yang menaunginya. Jadi faktor risiko ini perlu mendapat perhatian khusus.

4. Risiko Likuiditas

Bukan hanya performa shell company yang dapat berjalan dengan buruk. Kinerja dari aset yang ada juga mungkin saja kinerjanya menjadi buruk. Ketika hal itu terjadi, tidak mudah bagi investor maupun perusahaan induk untuk menjualnya kembali di pasar terbuka.

Hambatan tersebut akan mampu menyebabkan risiko likuiditas aset. Meskipun special purpose vehicle umumnya dibentuk untuk melindungi aset, namun tidak menutup kemungkinan terjadi likuiditas.

Dalam dunia usaha, tidak satu jenis bisnis yang dapat dijalankan tanpa risiko. Begitu juga dengan shell company. Namun perusahaan dapat menerapkan strategi khusus untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.

Sanksi Hukum Penyalahgunaan Special Purpose Vehicle

Hukum menekankan shell company untuk menerapkan transparansi dalam melaksanakan aktivitas bisnis. Sehingga informasi terbuka bagi pihak yang berwenang untuk mengetahuinya. Namun sayangnya banyak shell company mengabaikan transparansi.

Selain itu, mendirikan sebuah SPV bukan hal sulit bagi seorang pebisnis. Sebab hanya memerlukan sedikit dana jika dibandingkan dengan mendirikan perusahaan induk. Sehingga tidak heran bila banyak pengusaha mampu membangun banyak SPV.

Bukan hanya biaya pembuatan tergolong murah. Pengelolaan shell company juga tidak memerlukan banyak dana. Hal ini didasarkan atas minimnya penggunaan tenaga kerja, kantor fisik maupun aktivitas usaha.

Dalam pelaksanaannya memang special purpose vehicle sangat umum digunakan untuk menutupi identitas dari pemilik aslinya. Sebab menerapkan konsep pemisahan pemilik dengan perusahaan induk.

Tindakan menyamarkan kepemilikan tersebut dilaksanakan dengan mendirikan banyak sekali SPV. Lantas membangun struktur berlapis-lapis di beragam yurisdiksi yang biasanya melibatkan cukup banyak negara.

Adanya lapisan yurisdiksi tersebut membuat pemerintah kesulitan untuk melacak kepemilikannya. Apalagi banyak negara serius memelihara kerahasiaan kepemilikan shell company. Sehingga kesempatan untuk melakukan pelanggaran hukum terbuka lebar.

Sulitnya mengakses informasi kepemilikan special purpose vehicle menjadi beban tersendiri bagi penegak hukum. Kemudahan yang diterima seorang pebisnis dalam membangun dan menciptakan lapisan yurisdiksi menjadi jalan untuk penyamaran identitas.

Penyamaran identitas tersebut akan menjadi jalan untuk tindakan pelanggaran hukum. Misalnya saja pencucian uang, korupsi, transaksi orang dalam, penggelapan pajak, dan lain sebagainya.

Apabila penegak hukum berhasil menguak pemilik shell company dan mendapati adanya pelanggaran hukum, maka bisa menjatuhi sanksi hukum sesuai tindakan pidana yang dilakukan. Jadi pelaku akan dihukum dengan pasal yang mengatur tindakan terkait.

Apakah Semua Perusahaan Special Purpose Vehicle Ilegal?

Ketika membahas shell company, mungkin banyak yang berpikir kemungkinan statusnya ialah ilegal. Sebab, memang cukup banyak kasus pelanggaran yang memanfaatkan peran shell company. Jadi memang wajar jika muncul pemikiran semacam itu.

Namun sebenarnya perusahaan cangkang bukan tergolong usaha ilegal. Banyak pengusaha membangun shell company di negara bebas pajak atau pajak rendah. Biasa juga disebut dengan tax haven.

Membangun special purpose vehicle di negara tax haven bukan hal asing dalam dunia bisnis. Umumnya pengusaha memang mendirikan perusahaan tersebut untuk mengembangkan bisnis di luar negeri.

SPV umum didirikan sebagai syarat untuk memperoleh pendanaan dari bank asing. Umumnya pengusaha yang hendak melakukan akuisisi di luar negeri. Jadi bukan hanya legal di Indonesia namun juga legal di luar negeri.

Dapat dikatakan bahwa pendirian SPV begitu penting dalam akuisisi bisnis secara internasional. Sebab, pihak bank luar negeri akan mudah mengambil alih aset yang dijaminkan oleh pengusaha.

Jadi, sangat umum untuk membangun special purpose vehicle di luar negeri. Apabila perusahaan induk mengalami debitur macet, pihak bank luar negeri dapat mengambil aset dari SPV. Jadi memang wajar dan legal untuk mendirikan shell company.

Umumnya SPV dibangun untuk memperoleh pendanaan dari luar negeri. Contohnya mengeluarkan surat utang dengan mata uang dolar Amerika Serikat (AS), bisa juga mata uang asing lainnya.

Penerbitan surat utang ditujukan untuk menghindari adanya masalah yang mungkin berdampak pada perusahaan induk. Umumnya SPV memuat utang. Sementara cara pendiriannya terbilang mudah dan tidak butuh waktu lama.

Laporan keuangan yang dibuat oleh SPV juga akan dikonsolidasi dengan perusahaan induk. Semua bentuk transaksi akan dilaporkan ke perusahaan induk sehingga tersedia data lengkap mengenai aktivitasnya.

Mendirikan shell company terbilang mudah dan murah. Jadi banyak pengusaha yang mendirikannya secara legal. Apa yang menyebabkan perusahaan tersebut dianggap ilegal ialah ketika melakukan tindakan pelanggaran hukum.

Shell company legal bergerak dalam melindungi aset perusahaan induk. Jadi ketika terjadi sesuatu pada aset tersebut, tidak akan berpengaruh pada perusahaan induk. Dalam hal ini mulai dari pendirian sampai aktivitasnya tergolong legal.

Biasanya shell company ditujukan untuk aktivitas bisnis. Seperti sekuritisasi aset, akuisisi, emisi obligasi, mendapatkan pinjaman, pengelolaan kredit bermasalah di bank, sampai transaksi kontrak investasi kolektif efek beragun aset.

Jika berminat untuk investasi saham di shell company maka perlu mempelajari perusahaan induk. Kemudian juga perlu memahami tujuan SPV, keuangan sampai kinerja aset sehingga bisa memastikan status legalnya.

Special purpose vehicle dianggap ilegal ketika sudah masuk ke aktivitas pelanggaran hukum. Misalnya saja pencucian uang hasil aktivitas kejahatan atau ilegal, korupsi, transaksi orang dalam, penggelapan pajak dan lain sebagainya.

Terkadang banyak pengusaha menciptakan struktur kepemilikan yang berlapis. Kemudian dilengkapi dengan tingkat kerahasiaan identitas tinggi menghadirkan sarana untuk menyamarkan keberadaan pemilik. Sehingga berpotensi menjadi pelindung tindakan ilegal.

Jadi, fasilitas tersebut membuka kesempatan untuk melakukan tindakan ilegal. Namun, bukan berarti semua shell company pasti melakukan tindakan melanggar hukum. Perlu melacak lapisan yurisdiksinya untuk menemukan adanya tindakan pelanggaran hukum.

Tindakan ilegal dalam SPV dapat berupa pencucian uang. Misalnya saja uang yang sudah dicuci akan dimasukkan ke dalam sirkulasi bisnis dalam keadaan pendapatan bersih.

Ketika uang tersebut menjadi bersih dalam cara layering maka dapat digunakan untuk pembiayaan bisnis. Bahkan juga bisa dipakai untuk aktivitas kejahatan tertentu. Biasanya bentuk penggunaan dana berupa investasi real estate.

Terdapat berbagai cara dalam melindungi aset bisnis perusahaan induk. Salah satunya adalah dengan mendirikan special purpose vehicle secara legal dengan pengelolaan baik supaya tidak merusak reputasi perusahaan induk.

Buat transaksi Jual Beli Anda lebih aman dengan template perjanjian jual beli yang tersedia di justika. Dengan template perjanjian ini, Anda bisa mendapatkan perjanjian jual beli dengan kekuatan hukum yang terjamin karena dibuat dan disetujui oleh advokat berpengalaman dengan mudah dan praktis.

Baca juga: Apa Itu Akuisisi Dan Bagaimana Cara Melakukannya