Sumbangsih terbesar dalam pembangunan ekonomi nasional datang dari sektor bisnis, dan kebanyakan perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga.  Sebagai perusahaan yang dimiliki serta dikendalikan oleh keluarga, tentu perusahaan tersebut  memiliki manajemen maupun kinerja yang banyak dipengaruhi oleh visi misi keluarga. Lalu bagaimana cara memulai bisnis dengan keluarga yang baik dan benar? Berikut penjelasannya.

Apa itu Bisnis Keluarga

Bisnis Keluarga adalah bisnis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh sejumlah orang yang memiliki pertalian darah atau keluarga, baik suami-istri ataupun keturunannya. Kemudian berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) persaudaraan dalam keluarga ada empat golongan, golongan pertama garis lurus kebawah, golongan kedua garis lurus keatas, golongan ketiga garis lurus selanjutnya (kakek, nenek dan leluhurnya) dan golongan keempat garis lurus kesamping.

Sehingga setiap perusahaan atau usaha yang dikelola oleh setiap golongan yang disebutkan diatas dapat dikategorikan sebagai bisnis keluarga.

Cara Mendirikan Bisnis Keluarga Yang Baik Agar Sukses

Walaupun berbisnis dengan keluarga yang terikat oleh tali persaudaraan, nyatanya menjalankan bisnis dengan keluarga tidak semerta-merta menjadi mudah dan lancar. Masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, dan tidak bisa langsung dilaksanakan begitu saja. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis dengan keluarga.

1. Mendiskusikan Bisnis Yang Akan Dibangun

Mendiskusikan rencana dan jenis bisnis yang akan dibangun tentu menjadi hal penting sebelum memulai, tentukan terlebih dahulu akan membangun usaha seperti apa dengan keluarga. Dengan mendiskusikan jenis usaha, akan meminimalisir miscommunication yang dapat saja terjadi nantinya.

2. Membuat Kesepakatan Yang Dilandaskan Perjanjian

Kesepakatan dalam bentuk perjanjian kerjasama dengan keluarga juga sangat penting untuk dilakukan, tidak jarang terjadi konflik atau sengketa yang menimpa bisnis keluarga. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam bentuk perjanjian sebelumnya, sehingga hak dan kewajiban masing-masing pihak tidak terlindungi, dan tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.

3. Tentukan Mekanisme Pembagian Hasil

Ketika Anda memutuskan untuk membuat perjanjian kerjasama, maka dalam perjanjian tersebut sudah harus dicantumkan terkait mekanisme pembagian hasil antara Anda dan keluarga yang terlibat dalam bisnis tersebut.

Pembagian hasil jika tidak ditentukan, atau atas dasar kekeluargaan saja rawan menimbulkan perselisihan hak yang akan berdampak terhadap bisnis hingga hubungan kekeluargaan.

4. Bertanggung Jawab Atas Tugas Masing Masing

Membuat kesepakatan terkait tugas dan tanggung jawab masing-masing, tidak boleh hanya sekedar sepakat dalam membangun bisnis lalu kemudian melepas tugas dan tidak bertanggung jawab terhadap permasalahan dalam bisnis tersebut.

Pentingnya mengetahui tugas dan tanggung jawab ini akan menciptakan ekosistem bisnis yang baik, dan akan memajukan perusahaan.

5. Dilarang Untuk Mengambil Keputusan Secara Sepihak

Keputusan mengenai rencana bisnis tidak dapat dilakukan sepihak, harus melalui diskusi dan diserahkan kembali kepada pemegang keputusan tertinggi. Tidak ada hukumnya pengambilan keputusan harus dilakukan oleh pihak yang memiliki kemampuan problem solver terbaik, sehingga melalaikan pihak lain.

6. Masalah Pribadi Harus Dipisahkan Dengan persoalan Bisnis

Dalam hal bisnis sudah harus bisa memisahkan antara persoalan keluarga atau pribadi dengan persoalan dalam bisnis, jika hal ini tidak diperhatikan tentu akan berdampak kepada kelancaran dan kelangsungan bisnis yang sedang dijalankan. Tidak hanya itu, kemungkinan lainnya akan menyebabkan perselisihan antar anggota keluarga.

Fungsi Surat Perjanjian Para Pendiri

Dengan demikian fungsi atau peran surat perjanjian para pendiri sangat penting dibuat, untuk membatasi ketidakadilan dalam menjalankan bisnis. Fungsi daripada surat perjanjian para pendiri antara lain.

  • Sebagai komitmen awal dari setiap pendiri perusahaan;
  • Memberikan kejelasan jika suatu saat ada pendiri yang memutuskan untuk keluar dari bisnis, dan jika ada pendiri baru;
  • Untuk mengatur peran dan tanggung jawab antara pihak; dan
  • Mengatur penyelesaian perselisihan.

Cara Membuat Surat Perjanjian Para Pendiri

Dalam pembuatan surat perjanjian para pendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam surat perjanjian tersebut, antara lain.

1. Menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak

Hal pertama yang sering menjadi kesalahan para pendiri perusahaan keluarga yaitu tidak memperhatikan dalam penentuan peran dan tanggung jawab para pihak. Hal ini perlu tercantum pada perjanjian pendiri perusahaan.

2. Membuat rincian kontribusi modal dan pembagian keuntungan

Selain itu membuat rincian kontribusi modal antar pihak yang akan membangun bisnis sangat penting dibuat, hal ini tentu akan membantu jika suatu saat nanti perusahaan tersebut akan dibuat dalam bentuk perseroan terbatas (PT), dan akan terlihat besar kepemilikan saham pada perusahaan tersebut.

3. Membuat perlindungan hak kekayaan intelektual

Membuat perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual juga diharuskan dalam surat perjanjian ini, jika nantinya perusahaan akan fokus pada  pengemabangan ide dan produk maka akan dilindungi secara hukum.

4. Menentukan target perusahaan

Untuk menghindari visi dan misi yang berbeda-beda pada saat perusahaan sedang berkembang, penting sekali untuk menentukan arah bisnis atau target perusahaan kedepannya. Hal ini tentu akan menjadi acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya.

5. Membuat peraturan terkait pendiri keluar

Keluarnya pendiri di kemudian hari bukan hal yang dapat dilakukan dengan mudah, karena akan menyangkut beberapa hal dalam bisnis. Sehingga dengan adanya peraturan yang dibuat bagi pendiri yang keluar, maka akan meminimalisir stabilitas bisnis tersebut.

Contoh Surat Perjanjian Bisnis Keluarga

Surat Perjanjain Bisnis Keluarga
Contoh Surat Perjanjian Bisnis Keluarga
Download PDF Download DOC

Bagaimana Jika Bisnis Keluarga Menimbulkan Sengketa?

Menjalankan bisnis memang tidaklah mudah, perlu perjuangan dan dedikasi yang tinggi pada setiap prosesnya. Hal ini yang menjadi penyebab beberapa pendiri bisnis, memutuskan untuk menghentikan bisnisnya karena dirasa cukup berat dan tidak melihat hasil yang positif.

Tidak menutup kemungkinan dapat terjadi kepada bisnis keluarga yang dibangun oleh beberapa pihak anggota keluarga, jika dirasa bisnis ini tidak berjalan dengan rencana maka hasil akhir sudah dapat dipastikan akan terjadi konflik.

Tentu jika konflik atau sengketa terjadi dalam perjalanan bisnis keluarga, harus melalui rangkaian penyelesaian yang telah disepakati dalam surat perjanjian para pendiri. Beberapa penyelesaian konflik harus jelas dituangkan dalam perjanjian tersebut sehingga sengketa yang timbul dapat diselesaikan tanpa adanya perpecahan hubungan kekeluargaan.

Baca juga:

Konsultasikan Permasalahan Bisnis Dengan Justika

Saat ini Anda dapat berkonsultasi dengan Mitra Advokat terkait permasalahan bisnis, dimana saja. Dengan menggunakan Layanan Bisnis Justika, Anda dapat berkonsultasi tanpa harus mendatangi Kantor Advokat.

Kenapa Justika? Justika merupakan platform konsultasi hukum terbaik dan terpercaya yang ada di Indonesia, dengan Mitra Advokat yang tergabung memiliki pengalaman lebih dari 5 (Lima) tahun. Khususnya dalam bidang bisnis, maka permasalahan Anda dapat dibantu dan diselesaikan secara profesional.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.