Ancaman nilai pada siswa korban pelecehan tentunya bisa saja diberikan jika dilakukan di lingkungan pendidikan. Misalnya pada sekolah dan perguruan tinggi bisa saja memberikan ancaman berupa nilai.

Ancaman berupa nilai ini bisa diberikan oleh pelaku yang merupakan pengajar sendiri, baik guru maupun dosen. Tentunya hal seperti ini bisa membuat para siswa menjadi tidak berani melaporkannya.

Nilai menjadi hal berharga bagi siswa sehingga tidak berani memberikan sanksi pelaku pelecehan seksual di sekolah. Karena hal itulah para siswa tidak memiliki keberanian melaporkan ke pihak yang berwenang.

Hal ini tentunya menjadi hal yang menakutkan karena ancaman nilai pada siswa korban pelecehan membuatnya menutup mulut. Jika mereka berani membicarakannya maka nilai mereka tidak akan aman.

Tentunya tindakan ini membuat siswa menjadi stress, mengurung diri dan memiliki perubahan sikap. Secara mental mereka juga akan merasakan tertekan karena adanya tekanan batin di dalam dirinya.

Ancaman seperti ini bisa membuat siswa terus menyiksa dirinya sendiri. Tentunya kondisi seperti ini bisa membahayakan masa depan korban karena tidak berani mengungkapkan dirinya tentang hal ini.

Ancaman Nilai Pada Siswa Korban Pelecehan

Berbagai hal dilakukan pelaku pelecehan seksual agar korbannya tutup mulut terkait yang dilakukannya. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah ancaman nilai pada siswa korban pelecehan.

Kondisi ini tentunya membuat para korban tidak berani melapor bahkan kepada orang tuanya sekalipun. Karena jika nilainya dijadikan korban maka berisiko tidak bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Ancaman nilai pada siswa korban pelecehan membuat para korbannya harus menutup mulut rapat-rapat. Bahkan, para pelaku bisa melakukan hal ini hingga bertahun-tahun tanpa diketahui pihak manapun.

Pelaku kekerasan seksual kepada anak sekolah bisa dilakukan mulai dari kepala sekolah hingga guru yang seharusnya memberikan contoh baik. Korbannya juga beragam mulai dari siswa SD hingga SMA.

Bahkan, ancaman terhadap korban tidak hanya diberikan kepada murid perempuan saja. Hal ini dikarenakan korban pelecehan seksual di sekolah melibatkan murid laki-laki pula.

Kekerasan seksual di sekolah sering terjadi di kelas, ruang UKS, laboratorium hingga kebun di belakang sekolah. Karena hal itulah anak-anak perlu diajarkan bagian tubuh yang tidak boleh dipegang orang lain.

Ancaman semacam ini memang bisa menekan kondisi siswa. Karena hal itulah anak harus berani berbicara apa yang dialaminya termasuk perbuatan yang tidak senonoh sekalipun.

Selama kasus yang sudah ada kebanyakan korban pelecehan seksual enggan berbicara sehingga terulang kembali. Karena hal itulah para orang tua juga perlu memperhatikan perubahan anaknya dan tidak melepaskannya kepada sekolah.

Tanda Siswa Korban Pelecehan

Sebagai korban pelecehan seksual, maka anak akan memiliki tanda-tanda tertentu yang tidak semestinya. Termasuk juga karena tekanan ancaman nilai pada siswa korban pelecehan membuatnya menjadi tidak seperti biasanya.

1. Perubahan perilaku

Tentunya secara perilaku korban pelecehan seksual akan berubah. Mereka akan cenderung terlihat malas, penakut, adanya penurunan prestasi sekolah dan menjauh dari teman-temannya serta selalu merasa bersalah dalam berbagai kondisi.

Karena hal itulah penting juga untuk mengetahui cara melaporkan kasus pelecehan seksual di sekolah. Hal ini berhubungan dengan jika sudah mengetahui bahwa anak memiliki kondisi yang tidak seperti biasanya.

2. Tanda-tanda fisik yang berubah

Ancaman nilai pada siswa korban pelecehan juga bisa terjadi pada anak dan berakibat pada fisik yang berubah. Tanda fisik ini tidak normal layaknya anak seusianya sehingga perlu untuk diselidiki.

Orang tua perlu memperhatikan perubahan fisik yang tidak normal dari anak. Misalnya keluar cairan atau darah dari kelaminnya saat anak buang air kecil karena terjadi memar atau cedera pada kelamin.

3. Percaya pada naluri keibuan

Sebagai seorang ibu Anda juga bisa memperhatikan bagaimana anak menyampaikan sesuatu. Jika terlihat gugup dan takut akibat ancaman terhadap korban, maka perlu diselidiki lebih lanjut di sekolahnya.
Mengenali kondisi anak memang penting karena korban pelecehan seksual biasanya mendapatkan ancaman dari pelaku. Ancaman nilai pada siswa korban pelecehan menjadi senjata yang paling sering digunakan pelaku untuk menutup mulut.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.