Hak paten dan hak cipta termasuk dalam HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual yang mana dilindungi oleh Undang-Undang yang berlaku. Namun masih banyak beberapa orang yang belum paham mengenai hal tersebut. Oleh karenanya, dalam artikel ini akan dibahas mengenai perbedaan hak paten dan hak cipta.

Perbedaan Hak Paten dan Hak Cipta

Sekilas mungkin tidak terlihat dengan baik apa saja yang membedakan hak cipta dan paten, bahkan orang awam mungkin tidak bisa membedakannya. Oleh sebab itu, kami secara ringkas memberikan beberapa perbedaan keduanya, yaitu:

1. Definisinya

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten yang beberapa ketentuan diubah dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (disingkat UU Paten) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara pada investor atas hasil invensinya pada bidang teknologi dengan jangka waktu tertentu melakukan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuan pada pihak lain untuk melaksanakannya.

Sedangkan untuk hak cipta diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (disingkat UU Hak Cipta), merupakan hak eksklusif pencipta yang ada secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan.

2. Tujuannya

Tujuannya pendaftaran hak paten pada seseorang atau sekelompok investor adalah untuk menjaga hasil invensinya tidak diproduksi atau dijual kembali oleh pihak lain.  Misalnya menemukan penemuan baru dalam bidang kedokteran, yaitu sebuah obat baru, maka bisa mengajukan paten atas penemuan tersebut.

Sedangkan hak cipta pada dasarnya  menganut prinsip deklaratif artinya perlindungan terhadap ciptaan muncul sejak dibuatnya suatu ciptaan tanpa ada kewajiban mendaftarkan. Namun tujuan dari pendaftaran hak cipta adalah bukti bahwa ia adalah benar pencipta sehingga memudahkan pencipta untuk mendapatkan hak nya yaitu hak moral dan hak ekonomi.

3. Siapa yang Mendapatkannya

Perbedaan hak cipta dan hak paten berikutnya adalah mengenai siapa pemiliknya. Kepemilikan atas sebuah ciptaan menggunakan prinsip deklaratif, yaitu siapa yang membuat lebih dahulu merupakan pihak paling berhak.

Berbeda dengan paten akan diberikan kepada orang yang mendaftarkan invensinya lebih dulu. Bisa dikatakan bahwa paten menganut prinsip first to file. Jadi, walaupun Anda lebih dalu menemukannya, apabila tidak melakukan pendaftaran akan percuma.

Baca juga: Contoh Pelanggaran Hak Cipta yang Sering Terjadi

4. Batas Waktu

Sebuah ciptaan yang dipatenkan akan memiliki batas waktu yaitu 20 tahun (Pasal 22 UU Paten). Ada juga paten sederhana dengan jangka waktu 10 tahun (Pasal 23 UU Paten). Untuk jangka waktu akan dimulai sejak tanggal penerimaan permohonan, bukan penerbitannya.

Sedangkan untuk hak cipta terhadap hak moral pencipta berlaku selama masa hidup dari pencipta, terhadap hak ekonomi jangka waktunya berbeda-beda yang lebih lanjut diatur dalam UU Hak Cipta, ada yang 50 tahun, 75 tahun atau 25 tahun.

5. Pencatatannya

Perbedaan hak paten dan hak cipta yang selanjutnya adalah dari pencatatannya yang mana untuk hak cipta tanpa perlu mengajukan permohonan kepada Menteri. Hal ini karena hak cipta timbul secara otomatis setelah pencipta membuat ciptaan tersebut. Meski begitu, hak cipta lebih baik didaftarkan agar memperoleh kepastian hukum guna mendapatkan manfaat hak moral dan hak ekonomi.

Lain halnya dengan hak paten yang mana perlu diajukan terlebih dulu kepada Menterai dan akan diputuskan untuk menerima atau menolak permohonannya.

Konsultasikan Permasalahan Bisnis Dengan Justika

Saat ini Anda dapat berkonsultasi dengan Mitra Advokat terkait permasalahan bisnis, dimana saja. Dengan menggunakan Layanan Bisnis Justika, Anda dapat berkonsultasi tanpa harus mendatangi Kantor Advokat.

Kenapa Justika? Justika merupakan platform konsultasi hukum terbaik dan terpercaya yang ada di Indonesia, dengan Mitra Advokat yang tergabung memiliki pengalaman lebih dari 5 (Lima) tahun. Khususnya dalam bidang bisnis, maka permasalahan Anda dapat dibantu dan diselesaikan secara profesional.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman Justika.