Pemerasan merupakan hal yang kerap di alami oleh banyak orang. Namun tak jarang juga dari para korban pemerasan tersebut tidak bahkan enggan untuk mengetahui pasal pemerasan yang dapat menjerat pelaku. Berikut justika akan menjelaskan mengenai aturan hukum dan pasal pemerasan yang dapat Anda ketahui.

Apa Itu Pasal Pemerasan?

Pemerasan adalah sebuah perbuatan yang melanggar hukum dengan cara melakukan pemaksaan ataupun pemfitnahan kepada korbannya dengan cara memaksa atau menuntut secara paksa agar korban menyerahkan sejumlah barang maupun uang sebagai ancaman.

Selain itu, pemerasan juga dapat dilakukan dengan pengancaman untuk membuka rahasia yang dapat membunuh karakter ataupun membuat nama seseorang menjadi kurang baik di muka umum.

Dalam konteks pidana sendiri, pasal pemerasan dapat di tuntut pada siapapun yang terindikasi melakukan perbuatan seperti yang di gambarkan dalam pengertian pemerasan dengan tentunya beberapa unsur pemerasan yang harus terpenuhi.

Unsur – unsur Tindak Pidana Pemerasan

Langkah menghadapi kasus pemerasan harus diperhatikan dengan baik oleh korban. Jadi, nantinya tidak akan menghadapi kebingungan mengenai Perbedaan Pidana Pemerasan dan Pengancaman ketika telah melapor kepada pihak yang berwajib.

Dalam menghadapinya juga perlu memahami tentang unsur di dalam kasus pemerasan. Beberapa unsur dalam tindak pidana pemerasan antara lain adalah :

1. Adanya subjek

Subyek dalam hal ini adalah seseorang yang melakukan tindakan tersebut.

2. Perbuatan yang dilakukan

Perbuatan yang dilakukan dalam hal pemerasan bersifat melawan hukum

3. Maksud perbuatan

Maksud perbuatan dari tindakan pemerasan adalah menguntungkan diri sendiri maupun orang lain.

4. Pemaksaan

Pemaksaan dalam hal pemerasan dilakukan dengan kekerasan pada seseorang untuk memberikan barang keseluruhan atau sebagian kepada pelaku.

5. Ancaman

Bentuk ancaman yang dilakukan sangat bervariasi mulai dari pencemaran nama baik, bermaksud membuka rahasia, hingga melakukan tindakan kekerasan kepada korban. Perbedaan pidana pemerasan dan pengancaman ini juga wajib Anda perhatikan.

Berbagai unsur di atas akan merujuk bahwa perbuatan yang dilakukan oleh pelaku adalah untuk tujuan pemerasan. Jika pemerasan dilakukan dengan ancaman kekerasan akan diberikan sanksi penjara paling lama 9 tahun.

Aturan Hukum Pasal Pemerasan yang Perlu Dipahami

Tindakan pemerasan sudah diatur dalam Undang-undang. Pelaku akan mendapatkan sanksi sesuai dengan perbuatannya. Pasal yang mengatur tentang pemerasan adalah Pasal 368 KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Dalam aturan hokum tentang pasal pemerasan ini dijelaskan tentang 2 point.

Pasal 368 KUHP Tentang Pasal Pemerasan

  1. Pasal Pemerasan dalam pasal 368 KUHP menjelaskan mengenai pemerasan merupakan suatu perilaku yang dimana di dalamnya terdapat sebuat pemaksaan kehendak untuk dapat menguntungkan diri sendiri maupun orang lain.

Dimana dalam pasal tersebut di jelaskan kembali secara rinci jika

Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, memaksa orang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, supaya orang itu memberikan barang, yang sama sekali atau sebagaiannya termasuk kepunyaan orang itu sendiri kepunyaan orang lain atau supaya orang itu membuat utang atau menghapus piutang, dihukum karena memeras, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.

  1. Dengan ketentuan di dalam point 2 pasal 368, lebih menjelaskan mengenai ketentuan ketentuan yang ada dalam ayat kedua, ketiga, serta keempat dari pasal 365 yang merupakan peraturan terdahulu dari pasal pemerasan.

Perbedaan Tindak Pemerasan Dengan Pengancaman

Dari pasal tersebut dapat diungkapkan dengan jelas mengenai tindakan pemerasan dan sanksinya. Seringkali, masyarakat belum memahami perbedaan pidana pemerasan dan pengancaman.

1. Pasal Yang Berbeda Antara Pemerasan Dengan Pengancaman

Kedua perbuatan tersebut telah di atur dalam dua pasal yang tidak sama atau berbeda.Pasal pengancaman diatur dalam 369 KUHP. Disitu dijelaskan bahwa pelaku pengancaman bisa dituntut atas perbuatannya dengan atau tanpa laporan dari pihak korban.

Sementara pemerasan sendiri di atur dalam pasal 368 dimana dalam penjelasannya telah di bahas dan di ketahui dalam point sebelumnya. Yang mana dalam pasal pemerasan sendiri kasus dapat di proses lanjut secara hukum jika terdapat aduan dari pihak terkait.

Dengan begitu, tindakan pemerasan bisa ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya serta diberikan upaya untuk melakukan pencegahan. Biasanya, pihak pelapor merasa sanksi untuk melaporkan kejadian karena disertai dengan pengancaman.

Korban bisa meminta perlindungan dari pihak berwajib jika merasa takut akan hal tersebut. Dengan begitu, perlindungan pada pelapor kasus pemerasan akan menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Cara Melakukan Tindak Pidananya

Dalam Melakukan Tindak pidana pemerasan ataupun pengancaman, terdapat beberapa perbedaan yang di lakukan oleh pelaku terhadap korbannya. Pemerasan akan cenderung melakukannya dengan cara menggunakan kekerasan maupun pengancaman kekerasan kepada para korbannya.

Sementara pengancaman, dalam melakukannya akan cenderung menggunakan ancaman pencemaran nama baik sesorang ataupun membuka rahasia penting dari para korbannya.

3. Masa Hukuman Yang Belaku

Pada pasal pemerasan sendiri, pelaku dapat di ancam dengan pidana maksimal selama sembilan tahun penjara, Bahkan dengan ancaman tersebut pelaku masih mungkin untuk dijatuhi hukuman lebih berat lagi jika dalam proses persidangan menunjukan sikap non korporatif.

Sementara itu, dalam pasa pengancaman, pelaku hanya dapat di jerat dengan ancaman maksimal selama empat tahun penjara dan tidak dapat di mungkinkan untuk memperberat ancaman terhadap pelaku.

Langkah Hukum Jika Menjadi Korban Pemerasan

Terdapat beberapa cara menghadapi pemerasan video call yang terjadi pada Anda seperti:

1. Jangan menerima permintaan pelaku

Cara menghadapi pemerasan video call yang pertama adalah dengan jangan pernah menerima permintaan pelaku. Pelaku yang melakukan tindakan pemerasan video call atau sextortion kebanyakan akan meminta sejumlah uang atau hal tertentu agar data diri Anda atau video Anda tidak disebarkan melalui media sosial atau diberikan pada keluarga.

Akan tetapi hal ini justru harus dihindari atau jangan pernah memberikan sejumlah uang seperti yang diminta oleh pelaku.

2. Cari barang bukti

Anda sebenarnya bisa melaporkan tindak pidana pemerasan tersebut ke kepolisian. Akan tetapi dibutuhkan bukti yang benar-benar kuat. Untuk itu cara menghadapi pemerasan video call yang selanjutnya adalah dengan mengumpulkan bukti chat atau yang lainnya dimana berisi bukti bahwa seseorang tersebut melakukan pemerasan dengan ancaman pada Anda.

3. Melaporkan ke kepolisian

Cara menghadapi pemerasan video call yang terakhir adalah dengan melaporkannya ke kepolisian. Kebanyakan orang masih malu atau tidak berani untuk melaporkannya. Namun pemerasan video call yang terjadi pada Anda termasuk dalam tindak pidana sehingga bisa dilaporkan ke kepolisian.

Bagaimana Bila Pelaku Pemerasan Berada di Luar Negeri?

Lantas bagaimana cara melaporkan kasus pemerasan jika pelakunya berada di luar negeri? UU ITE dan peralihannya pada prinsipnya atur batasan teritorial satu kejahatan cyber secara borderless. Yurisdiksi UU ITE dan peralihannya bukan hanya berlaku di daerah Republik Indonesia, tetapi berlaku atas kejahatan yang sudah dilakukan di luar kawasan teritori Indonesia. Pasal 2 UU ITE memperjelas jika UU ITE dan peralihannya berlaku untuk tiap orang yang lakukan tindakan hukum seperti ditata dalam UU ITE dan peralihannya, baik yang ada di daerah hukum Indonesia atau di luar daerah hukum Indonesia.

Tindakan pemerasan seperti yang Anda terangkan terhitung sebagai kelompok tindakan yang dapat di beri hukuman karena peraturan di daerah hukum Indonesia. Cara melaporkan kasus pemerasan di atas tetap berlaku walau pelaku berada di luar daerah hukum Indonesia. Dalam prosesnya pasti penyidik akan minta kontribusi dari kewenangan penegak hukum negara berkaitan untuk mengusut tuntas bersama dalam mengungkap kasus tersebut.

Cara Menghindari Pemerasan

Setelah dijelaskan mengenai aturan hukum pasal pemerasan, maka sudah jelas bukan? Masyarakat bisa lebih waspada agar jangan sampai menghadapi kasus pemerasan. Jika hal ini sudah terlanjur terjadi, maka apa yang harus dilakukan?

Anda bisa mempelajari tentang bagaimana cara menghindari pemerasan. Dengan begitu, ini akan menghindarkan diri untuk mendapatkan niat buruk dari kasus pemerasan. Beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan untuk menghindari pemerasan Baik Secara Langsung Maupun Secara Online.

Langkah berikut bisa dilakukan untuk menghindari pemerasan via Email. Karena bagaimanapun juga, pemerasan bisa terjadi lewat media apa saja, termasuk media email. Cara tetap aman untuk menghindarinya adalah :

1. Tetap tenang

Ketika Anda menghadapi tindakan pemerasan, usahakan untuk tetap tenang. Jangan panik. Jika panik, Anda tidak bisa berpikir panjang.

2. Tidak membayar uang tebusan

Jika Anda diminta untuk membayar uang tebusan, jangan lakukan hal tersebut.

3. Tidak menanggapi email

Ketika berbagai macam email tentang tebusan masuk, jangan dibalas atau ditanggapi.

4. Validasi alamat

Tanggapan mengenai email dari pelaku hanya akan membuat pelaku kejahatan bisa memvalidasi alamat Anda. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mencuri data milik Anda.

5. Tidak mengikuti tautan

Ada berbagai macam tautan yang mungkin akan muncul. Berbagai iklan tidak jelas akan membombardir Anda. Ini akan membuat resah dan bingung apakah harus mengklik tautan atau tidak. Tidak perlu mengikuti tautan. Mengikuti tautan hanya akan membuat email Anda benar-benar terinfeksi dengan virus.

6. Catat kata sandi

Langsung catat kata sandi dari email dan ubah segera pada web manapun dimana Anda menggunakan email tersebut. Pastikan gunakan sandi lebih kuat.

7. Pasang antivirus

Langkah terakhir, Anda bisa memasang antivirus yang lebih kuat. Ini akan menjauhkan berbagai macam malware. Pembajakan dan pemerasan dari webcam akan bisa dihindari.Jadi, semua harus diantisipasi dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kasus pemerasan mengintai diri Anda dan membuat takut akan hal yang mungkin terjadi. Pahami mengenai aturan hukum pasal pemerasan dengan sebaik-baiknya.

Konsultasikan Masalah Pemerasan Melalui Justika

Masalah pemerasan merupakan permasalahan yang perlu diperhatikan dengan baik karena termasuk dalam tindak pidana. Untuk itu, Anda bisa berkonsultasi dengan advokat terpercaya yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun dengan seleksi yang ketat di Justika guna mendapatkan solusi atas permasalahan Anda melalui beberapa layanan berbayar berikut:

Konsultasi via Chat

Kini, konsultasi chat dengan advokat berpengalaman hanya mulai dari Rp 30.000 saja. Dengan harga tersebut Anda sudah bisa mendapatkan solusi permasalahan hukum Anda dengan cara menceritakan permasalahan yang dihadapi melalui kolom chat. Nantinya sistem akan mencari advokat guna membantu menyelesaikan permasalahan Anda.

Konsultasi via Telepon

Untuk permasalahan yang membutuhkan solusi lebih lanjut, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi telepon mulai dari Rp 350.000 selama 30 menit atau Rp 560.000 selama 60 menit.

Konsultasi via Tatap Muka

Konsultasi tatap muka bisa dilakukan ketika Anda benar-benar membutuhkan saran secara langsung dari advokat terpercaya untuk kasus yang lebih rumit. Hanya dengan Rp 2.200.000 saja, Anda sudah bisa bertemu secara langsung selama 2 jam untuk bertanya lebih dalam hingga menunjukkan dokumen-dokumen yang relevan untuk membantu permasalahan Anda.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.